Senin, 19 Oktober 2015

puisi lama; gurindam




Gurindam

Orang yang tiada berilmu
Dengan mudahnya ia tertipu

Fee-note

puisi lama; pantun



Pantun

Pergi ke pasar bersama ibu
Tidak lupa membeli kudapan
Rajin-rajinlah menuntut ilmu
Untuk bekal di masa depan

Fee-note

permainan nasib



Permainan Nasib

Nasib tidak memiliki belas kasih
Dia akan membuatmu jatuh
Mungkin berulang kali
Tapi nasib juga bisa menarikmu
Hingga kau bisa berdiri sendiri
Dengan tegak dan bangga
Semua itu tentang bagaimana kau menghadapinya

Apakah kau akan menyerah padanya
Atau berjuang untuknya

Fee-note

tante Anida



Selamat Datang

Hari telah menjadi gelap
Matahari tak lagi menampakkan sinarnya
Tetapi binar mata ini semakin menyala
Menunggumu yang akan pulang

Kusiapkan minum dan makan
Kusiapkan air panas
Semua sudah siap sedia
Dan aku masih menunggumu pulang

Ketika suara ketukan terdengar
Ketika salam terucap
Kaki ini bergegas melangkah
Kubukakan pintu dan kuucapkan

Selamat datang


Fee-Note
Terinspirasi dari Tante Nida :)

gagal move on



Merindumu

Merenung dengan berbungkuskan malam
Menikmati bayangmu yang selalu setia
Meski masih menyisakan luka

Namun aku sudah terlanjur jatuh
Hati ini tidak bisa lagi menjauh
Meski kau tak lagi denganku

Rindu menyeruak menjadi mimpi
Mimpi yang membuatku semakin sakit
Diri ini yang patut disalahi

Untuk ketidakmampuan melepas bayangmu
Dari pertama kumerindu
Sampai kini dirimu tak mungkin lagi tersentuh


Fee-Note

zero

Zero

Karenanya pula aku tertawa, tersenyum
Memperoleh emosi positif dalam hidupku
Karenanya aku berduka, marah, dan cemburu
Memperoleh emosi negatif pula

Sepi gaduhku ada padanya
Susah senangku adda padanya

Aku berada dalam titik nol karena kepergiannya
Itulah yang kusebut tak mampu hidup tanpanya

Fee-note